Sunday 25 September 2011

Swimming and Biking for Humanity


Pernahkah anda bermimpi suatu saat akan melakukan suatu petualangan di suatu negeri yang sangat jauh dengan tempat tinggal anda? Apa yang anda bayangkan ketika kesempatan itu tiba? Life is not a dream. Berhenti bermimpi dan lakukan usaha untuk petualangan itu! Lima mahasiswa program Master Teknik Sipil pada Delft Technology University, Belanda, masing-masing Guido van der Salm, Robert Mud, Leon Schadee, Paul Notenboom dan Patrick Knook melakukan proyek penelitian selama 10 minggu di Manado, tentang erosi dan reklamasi pantai. Di sela-sela merampungkan penelitian mereka, berbagai petualangan baru mereka dapatkan. Salah satu petualangan mereka, ditulis langsung oleh Robert Mud berikut ini

Minggu ini adalah minggu ke enam kami berada di Manado.  Setelah melakukan persiapan selama beberapa minggu, hari ini akhirnya tiba; hari untuk berenang! Sejak subuh semua persiapan telah kami selesaikan, mata-mata yang masih mengantuk telah terbuka dan perjalanan ke Tongkaina siap dilakukan. Rasanya hampir tidak percaya kami melupakan rencana itu di minggu terakhir, ringkasnya begini: sekitar 3 minggu yang lalu, kami merencanakan untuk bergabung dengan kegiatan berenang dari Tongkaina ke Pulau Bunaken, pada acara “Celebrate the Sea”, untuk pengumpulan dana bagi Yayasan Kehidupan Anda (kunjungi website kami pada http://www.projectmanado.com/en/kehidupan-anda-foundation-2/).  Di minggu terakhir, keluarga, teman, tetangga dan para pembaca blog kami, kami banjiri dengan permintaan sumbangan. Sekalipun sedikit, misalnya 5 euro, tetap kami tunggu.  Jumlah ini sebanding dengan 1 euro per peserta petualangan kami. Tetapi tunggu kejutannya di akhir petualangan ini untuk melihat apakah semua peserta berhasil menyebrang ke Pulau Bunaken.  Tetapi minggu ke enam ini, tidak hanya kami tandai dengan pesan dari Tongkaina ke Bunaken.


Minggu ke enam dimulai dengan penuh berkat. Hari Minggu kami diundang merayakan 47 tahun berdirinya suatu jemaat di Manado. Di jemaat inilah Bapak Walikota dan Istrinya melayani sebagai Penatua.  Bagi sebagian kami, rasanya kurang terpikir untuk mengikuti kegiatan ini pada suatu pagi di Hari Minggu, tapi tampaknya bermanfaat juga.  Kurangnya penguasaan lagu-lagu ternyata bukan masalah, ada 2 layar besar yang disiapkan.  Layar tersebut bukan saja menampilkan keseluruhan ibadah tetapi juga teks lagu yang dinyanyikan, layaknya sebuah karaoke. Dengan cara ini, kami seperti koor 5 pemuda yang menyanyikan hampir semua lagu Indonesia. 
Dengan permulaan yang baik di awal minggu, tentunya keseluruhan minggu akan berakhir sukses juga.  Hari Senin, semua analisa selesai, sehingga kami bisa memulai langkah selanjutnya untuk menyelesaikan laporan kami.  Beberapa kali tukar pikiran menghasilkan pembahasan yang bagus yang bisa kami gunakan untuk menuliskan saran di akhir laporan kami.  Proses pembahasan dan penyusunan sesi ini berjalan sampai akhir minggu. Secara keseluruhan minggu ke enam ini adalah minggu yang produktif. Tapi dalam pendahuluan telah disebutkan bahwa untuk melengkapi keseluruhan proyek kami, beberapa  kegiatan akan ditambahkan.  

Bagi kami minggu ini adalah juga minggu olahraga.  Selain berenang, kami juga melakukan kegiatan bersepeda untuk kemanusiaan. 
Kita mulai dengan berenang.  Alarm kami pasang pada pukul 4 subuh, kami harus tiba di lokasi secepatnya karena penyebrangan direncanakan sepagi mungkin.  Kami akan melakukan petualangan penyebrangan bersama dengan 39 anak lainnya. Petualangan ini membawa pesan penting, dimana sponsornya akan diberikan laporan secara berimbang.  Jika anda masih ingin berpartisipasi, donasi masih tetap berlanjut, silakan menghubungi Yayasan Kehidupan anda pada http://kehidupan-anda.com/donation_page.html. 


Bersama dengan kami berlima, hanya ada 6 anak yang mencapai Bunaken.  Anak-anak ini, laki-laki dan perempuan disambut bagai pahlawan. Secara keseluruhan mereka berenang selama lebih dari 4 jam, untuk seseorang yang berumur sekitar 16 tahun, ini adalah pencapaian besar dan membutuhkan ketekunan besar.  Kami angkat topi untuk hasil tersebut.  Di Pulau Bunaken, kami makan siang sambil menikmati tari ”trash zombie”, sebelum kembali ke Thalassa, tempat kami memulai kegiatan renang tersebut.



Di Pelabuhan Thalassa, waktunya tiba … cek yang berisi jumlah donasi yang terkumpul akan diserahkan kepada kami.  Setelah pidato singkat, cek dihadirkan. Hanya saja, ada yang kurang…. Masih kosong! Diikuti dengan tabuhan drum, jumlahnya dituliskan. Sejumlah Rp. 11 juta terkumpul (setara dengan kira-kira € 900) !!  Ini bisa terjadi karena bantuan anda-anda, pembaca blog kami.  Kami, projectgroep Manado, ingin berterima kasih pada semua yang mendukung kami. Berikut ini ada beberapa orang yang ingin kami sebut untuk kontribusi mereka, yaitu Natasja Storm, M.P. van Dis, Manouk van Lieshout, Vera Schadee, Meneer en Mevrouw Vijfhoek, Geert & Jeannette Knook, Bram Polak, Fred & Joke Slijk, Sjaak & HenriĆ«tte van der Salm, Mevr. M.W. de Regt, Stephanie Schetselaar, Familie Schetselaar, Leo en Maddy Notenboom, Nathalie van der Salm, ‘Tiza’ Hanna Yashinta Kuhu, Febrina Sumanti, W.M. Sumanti, Marcio Ronix, Julian Talumepa en Julanka.

Selain kemajuan besar di atas, tidak banyak waktu untuk istirahat.  Pagi berikutnya kami juga harus meninggalkan tempat tidur pada waktu subuh.  Jam 6 pagi, kegiatan bersepeda akan dilakukan. Setelah beberapa menit persiapan, akhirnya semuanya berada di atas sepeda masing-masing. Bersama dengan Ibu Paula kami bersepeda menuju Kantor Walikota. 

Hari itu ada kegiatan bersepeda bersama ini adalah dalam rangka perayaan Ulang Tahun Palang Merah Indonesia.  Senangnya kami tidak sendirian bersepeda. Dari Kantor Walikota, beberapa sekolah bergabung. Bersama dengan lebih dari 280 murid SMP dan SMA, kami berdiri di atas pedal sepeda dan bersama-sama meninggalkan halaman kantor Walikota.  Titik akhir berada kurang lebih 1 jam, waktu melawan arus lalulintas Indonesia yang sangat berbahaya.  Terima kasih untuk dukungan kawalan dari Kepolisian, sehingga tidak ada kecelakaan selama perjalanan.  Semua orang mencapai garis finish, terminal Malalayang dimana dilaksanakan kegiatan donor darah dan pengobatan gratis oleh PMI Kota Manado.  Saat melakukan evaluasi, kami sadar kami merindukan saat-saat bersepeda yang biasa kami lakukan di Belanda. Mungkin kami dapat melakukannya pada pagi hari, mudah-mudahan  …… 

Catatan:
·         Selama berenang dari Tongkaina ke Bunaken, tidak ada binatang atau tumbuhan yang disakiti.  Flora dan fauna tidak diusik.
·         Jangan kuatir dengan peserta yang tidak mencapai finish.  Mereka tidak dimakan hiu, tidak tenggelam atau pun hal-hal mengerikan lainnya.  Sepanjang perjalanan ada 5 perahu yang akan menjemput peserta yang kelelahan dan tidak sanggup melanjutkan berenang. 

(penasaran dengan pengalaman mereka yang lainnya? Tunggu lanjutannya ....)

No comments:

Post a Comment